Minggu, 08 Juni 2014

harmoni islam




Harmoni Islam

Islam adalah agama Allah yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Rabb-Nya, tapi juga manusia dengan sesamanya, lingkungan, dan alam sekitarnya. Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat tidak selalu hanya dapat diterapkan dalam kalangan masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam masyarakat manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang bersifat universal. Meskipun dapat dipahami bahwa Islam yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep al-Qur’an dan as-Sunnah, tetapi dampak sosial yang lahir dari pelaksanaan ajaran Islam dapat dirasakan oleh manusia secara keseluruhan. Nilai-nilai dasar keislaman menjadi dasar hubungan antarumat manusia secara universal dengan tidak melihat perbedaan ras, suku, dan bangsa.

Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerjasama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Karena kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh dicampuri pihak lain, tetapi persoalan sosial masyarakat dapat bersatu dengan kerjasama yang baik. Kerjasama antarumat beragama merupakan hubungan sosial yang tidak dilarang dalam Islam. Ajaran Islam sangat menganjurkan manusia sebagai makhluk sosial agar saling tolong-menolong dalam kehidupan antar manusia tanpa membeda-bedakan suku, bangsa, budaya maupun agamanya.

Sistem keluarga dalam Islam paling ideal dibandingkan dengan sistem keluarga manapun di dunia. Setiap individu dalam keluarga mempunyai hak yang utuh seperti hak hidup, hak untuk dihormati, dicintai, dan diperlakukan secara baik. Setiap individu mempunyai kewajiban masing-masing sehingga tercipta hubungan keluarga yang erat dan harmonis. Selain mempergauli keluarga dengan baik, yang juga harus dipergauli dengan baik yaitu tetangga, baik tetangga muslim maupun non-muslim. Karena manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial manusia perlu melakukan kerjasama dengan orang lain.

Islam sangat memperhatikan hubungan seseorang dengan tetangga. Rasulullah sendiri pernah bersabda : ماَ زاَ لَ جِبْرِيْلُ يُوصِيْنِي بِالجاَرِ حتَّى ظَنَنْتٌ أَنَّهُ سَيُورِّثٌهُ

“Jibril sering mewasiatkan aku tentang tetangga hingga aku mengira ia termasuk orang yang berhak menerima warisan.” (HR. Bukhari)
Pesan Jibril kepada Rasulullah, juga kepada kita, agar kita memperlakukan tetangga walaupun bukan muslim seperti keluarga yang harus dihormati. Berbuat baik kepada mereka hukumnya fardhu ‘ain meskipun hanya diwujudkan dengan tersenyum ketika bertemu. Pergaulan antarumat Islam dimulai dengan saling mengucapkan “Assalamu’alaikum.” seorang muslim dengan muslim lainnya bersaudara, ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh merendahkannya. Firman Allah dalam Surah al-Hujarat ayat 10:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ  
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat".
Begitu pedulinya Islam dalam mengatur kehidupan bersosial hingga Islam memberikan hukuman keras terhadap orang yang memutuskan tali silaturrahmi dengan keluarganya. Firman Allah :
 o  فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
 “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah dan ditulikan-Nya penglihatan mereka.” (Muhammad 22-23)
Islam adalah Agama rahmatan lil’alamin, yaitu suatu agama yang memberikan kesejukan, kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan yang tidak hanya ditujukan kepada umatnya, tetapi juga kepada umat lain, bahkan kepada seluruh makhluk dan alam semesta. Dalam pandangan Islam, bukan saja manusia yang wajib diperlakukan dengan baik, tetapi juga binatang. Misalnya binatang tidak boleh dibebani membawa barang-barang diluar kemampuan, atau membuatnya mati kelaparan. Tidak ada satupun persoalan yang tidak disinggung dalam Islam, baik tatakrama di rumah, di luar rumah, atau di jalan.

Nabi bersabda :
إِياَكُم وَالْجُلُوْسَ في الطُّرُقَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللهِ ماَلناَ بُدٌّ مِنْ مَجَا لِسَناَ نَتَحَدَّ ثُ فِيهاَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (ص) إِذَا أَبَيْتُومْ إِلاَّالمَجْلِسَ فَا ءْطُوْا الطَّرِ يْقَ حَقَّهُ, قَالُوا : وَمَا حَقُّهُ ؟ قَالَ: غَضُّالْبَصَرِ وَ كَفُّ الأَذَى وَرَدُّالسَّللاَ مِرِ, وَاللأَ مْرُ بِاالمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ المُنْكَرِ.
“Hindarilah duduk-duduk di pinggir jalan.” Mereka (sahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, kami membutuhkan duduk-duduk untuk berbincang-bincang.” Nabi menjawab: Jika demikian, penuhilah hak-hak jalan. Apa haknya? Tanya mereka. Nabi menjawab, “Hak-hak jalan ialah memalingkan pandangan (terhadap kaum wanita yang lewat), tidak mengganggu, menjawab salam, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran.” (Al Hadits)
            Begitu sempurnanya Islam dalam mengatur kehidupan. Subhanallah...
Sehingga dapat dikatakan tidak akan rugi apabila orang Islam yang berkuasa di muka bumi ini. Karena penguasa yang beriman dan teguh pendiriannya akan membawa kebaikan yang sempurna bagi rakyatnya, bahkan seluruh umat manusia. Penguasa muslim akan selalu dekat dengan para  ulama, mengormati mereka, siap mendengar pendapat mereka, dan melaksanakan nasehat-nasehat mereka. Sebaliknya penguasa yang jahat akan menyebabkan kerusakan pada suatu umat atau bangsa. Sebuah pepatah mengatakan : Sebaik-baik penguasa ialah yang berada di pihak ulama, dan seburuk-buruk ulama adalah yang berada di pihak penguasa.

Referensi :
Al-Math, Muhammad Faiz. 1994. Keistimewaan Islam. Jakarta: Gema Insani Press
http://dakaz.wordpress.com, diambil tanggal 06 juni 2014 pukul 20.33
http://waspadamedan.com, diambil tanggal 06 juni 2014 pukul 20.33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar