B A B 1
BESARAN DAN
PENGUKURAN
1.1
Besaran dan Satuan
Besaran adalah sesuatu
yang diukur.
Pengukuran adalah
membandingkan suatu besaran dengan satuan.
Satuan adalah suatu besaran fisika khusus yang telah
didefinisikan dan disepakati untuk dibandingkan dengan besaran lain dari jenis
yang sama dalam berbagai pengukuran.
Ketentuan
menulis satuan :
1. Bila satuan ditulis lengkap, maka selalu dimulai dengan huruf
kecil.
Contoh : newton, liter, meter, joule dll.
2. Singkatan untuk satuan yang berasal dari nama seseorang dimulai
dengan huruf besar.
Contoh : N untuk newton, J untuk joule, dll.
1.1.1
Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Besaran pokok adalah
besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu.
Besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok.
Tabel 1.1 Tujuh besaran pokok yang lazim dikenal dalam
ilmu fisika
No
|
Besaran pokok
|
Satuan
|
Singkatan
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Panjang
Massa
Waktu
Kuat arus listrik
Suhu
Intensitas cahaya
Jumlah zat
|
meter
kilogram
detik
ampere
kelvin
kandela
mole
|
m
kg
s
A
K
cd
mol
|
Dua besaran tambahan adalah sudut datar dengan satuan radian
(rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr)
Tabel 1.2 Contoh besaran turunan
No
|
Besaran
|
Satuan
|
Singkatan
|
1
2
3
4
5
|
Gaya
Usaha
Tekanan
Massa jenis
Luas
|
newton
joule
pascal
kg/m3
m2
|
N(kg.m.s-2)
J(kg.m2.s-2)
P(kg.m-1.s-2)
kg /m3
m2
|
1.1.2 Sistem Internasional
Pembuatan sistem yang seragam secara internasional bertujuan
agar memperoleh keseragaman dalam pengukuran sehingga dapat dipakai di seluruh
dunia.
Tabel 1.4
Standar Besaran-Besaran Pokok
Besaran
|
Satuan
|
Simbol
|
Definisi
|
panjang
|
meter
|
m
|
Satu meter adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya
dalam ruang hampa selama interval waktu 1/299.792.458 detik
|
massa
|
kilogram
|
kg
|
Satu kilogram sama dengan massa sebuah silinder pejal yang
terbuat dari campuran platina-iridium yang disimpan di the International
Bureau of Weights and Measures di Sèvres, Perancis.
|
waktu
|
detik
|
dt
|
Satu detik adalah 9,192,631,770 kali periode radiasi
(gelombang elektromagnetik) yang dipancarkan karena transisi antara
dua aras hiperhalus pada keadaan dasar atom Caesium-133.
|
Arus listrik
|
ampere
|
A
|
Satu ampere didefinisikan sebagai besar kuat arus yang bila
dialirkan pada masingmasing kawat dari dua kawat sejajar berdiameter amat
sangat kecil yang panjangnya tak terhingga dan terpisah oleh jarak 1 meter
dalam ruang hampa, akan menimbulkan gaya sebesar 2 x 10-7 newton di antara kedua
kawat itu untuk setiap meter panjang kawat.
|
suhu
|
kelvin
|
K
|
Titik beku air pada tekanan atmoster ditetapkan 273,15 K, dan
titik didih air 373,15 K.
|
Jumlah zat
|
mole
|
mol
|
Satu mol suatu zat terdiri dari 6,022 x 1023 buah partikel
yang nilainya sama dengan bilangan Avogadro
|
Intensitas
cahaya
|
candela
|
cd
|
Satu candela didefinisikan sebagai intensitas cahaya
monokromatik atau radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu sumber
pada frekuensi tertentu (540 terrahertz atau 5,4.1014 hertz) dengan intensitas
radiasi sebesar 1,46.10-3 W/sr dalam arah pancaran tersebut
|
1.1.5 Dimensi
Tabel 1.6
Lambang dimensi besaran pokok
no
|
Besaran pokok
|
lambang
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Arus listrik
Intesitas cahaya
Jumlah zat
|
L
M
T
θ
I
J
N
|
Tabel 1.7 Dimensi
beberapa besaran turunan
no
|
besaran
|
satuan
|
lambang
|
1
2
3
|
Kelajuan
Volume
Massa jenis
|
m/s
m3
kg.m-3
|
LT-1
L3
ML-3
|
1.2.2 Angka penting
A.
Aturan penulisan angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh
: “245,5” memiliki empat angka penting.
2. Semua angka nol di sebelah kanan tanda desimal
tetapi di sebelah kiri angka bukan nol bukanlah angka penting.
Contoh
: “0,0000001” hanya memiliki satu angka penting.
3. Semua angka nol di sebelah kanan tanda desimal yang mengikuti
angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : “2,00”
memiliki tiga angka penting. “2,300” memiliki empat angka Penting
4. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tetapi tanpa tanda
desimal bukanlah angka penting.
Contoh : “3400”
hanya memiliki dua angka penting.
5. Angka nol di antara dua angka penting merupakan angka
penting.
Contoh : “560,0”
memiliki empat angka penting.
B.
Angka penting dan aljabar
1.
Angka penting pada penjumlahan. Pada
penjumlahan dua buah bilangan akan muncul
beberapa angka yang diragukan. Maka hasil
penjumlahan harus dibulatkan sehingga angka yang diragukan tinggal satu saja.
2. Angka
penting pada pengurangan. Pada pengurangan dua buah bilangan
akan muncul beberapa angka yang diragukan. Maka hasil pengurangan harus
dibulatkan sehingga angka yang diragukan tinggal satu saja.
3. Angka
penting pada perkalian. Hasil perkalian harus dibulatkan
sehingga jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka penting paling kecil
di antara yang dikalikan.
4. Angka
penting pada pembagian. Hasil bagi harus dibulatkan
sehingga jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka penting paling kecil
di antara bilangan-bilangan yang muncul dalam pembagian (entah pembagi maupun
yang dibagi).
C.
Notasi ilmiah
Bentuk umum penulisan ilmiah adalah p× 10n. Bagian p yang nilainya memenuhi aturan
1 ≤ p < 10 disebut mantisa. Jumlah angka penting mantisa disesuaikan dengan jumlah
angka penting bilangan yang akan ditulis dalam notasi ilmiah. Bagian 10n
disebut ordo, dengan n bilangan bulat.
Contoh
: Dalam notasi ilmiah bilangan 0,000067 ditulis
sebagai 6,7 × 10-5. Bilangan 0,000067 memiliki dua angka penting. Oleh karena
itu, mantisanya juga harus memiliki dua angka penting, yakni 6,7.
B A B 2
HITUNG VEKTOR
2.3 Penjumlahan vektor
|V +
W|
= V 2
+W 2
+ 2VW
cosθ .
2.4 Perkalian vektor dengan skalar
|a(A +
B)|
=|a||
A +
B |
= |a|
A2
+ B2
+ 2ABcosθ
dan
|aA +
aB)|
= (| a | A)2
+ (| a | B)2
+ 2 | a | A
| a | Bcosθ
= | a |2 (A2
+ B2
+ 2ABcosθ )
= |a|
(A2
+ B2
+ 2ABcosθ )
.
BAB 3
GERAK LURUS DAN GERAK PADA BIDANG
3.1 Posisi dan Kerangka Acuan
posisi adalah besaran vektor. Ujung vektor posisi menunjukkan
titik atau posisi yang dimaksud oleh vektor posisi itu.
titik pangkal pengukuran posisi sama artinya dengan menyepakati kerangka acuan.
3.2.1 Kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat
Vrat
= Δr/Δt.
3.2.2 Percepatan rata-rata dan percepatan sesaat
a(t)
= dv/dt
3.2.3 Gerak lurus beraturan (GLB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus
beraturan (GLB) jika kecepatannya konstan atau tetap.
x(t)
= x0
+ v0t,
3.2.4 Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Sebuah benda dikatakan melakukan gerak
lurus berubah beraturan bila percepatan benda itu tetap, yakni baik arahnya
maupun besarnya.
x(t)
= x0
+ v0t +(a/2)t2,
3.3.3 Gerak Parabola
Hmak
= (v02 sin2θ) / 2g
R = (v02 sin 2θ) / g
t (h)= v0sinθ/g
3.3.4 Gerak Melingkar
vx(t)
= −Aω sin(ωt)
vy(t)
= Aω cos(ωt).
as = v2/r
B A B 4
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
4.2. Hukum Newton Pertama
Dalam hukum pertamanya Newton menyatakan :
“Setiap
benda akan terus berada pada keadaan diam atau bergerak dengan
kelajuan
tetap sepanjang garis lurus jika tidak dipaksa untuk merubah keadaan
geraknya
itu oleh gaya-gaya yang bekerja padanya.”
4.3 Hukum Newton Kedua
“Resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda mengakibatkan terjadinya
perubahan
kecepatan. Perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu yang dialami oleh benda
itu berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya.”
Σ F = ma,
4.4 Hukum Newton Ketiga : Aksi-Reaksi
gaya aksi dan
gaya reaksi tidak pernah bekerja pada benda yang sama. Gaya reaksi bekerja pada
benda yang melakukan gaya aksi.
4.5 Macam-macam gaya
4.5.1 Gaya Gravitasi Bumi
4.5.2 Gaya Normal
4.5.3 Gaya Gesekan
|fg|kons
= μkN,
4.5.3 Gaya Sentripetal
BAB 5
GERAK ROTASI
5.1 Kecepatan dan Percepatan
Tabel 5.1.
Perbandingan antara GRBB dan GLBB
GLBB
|
GRBB
|
v(t)
= v0
+ at
|
ω(t)
= ω0t + αt.
|
x(t)
= x0
+ 1/2 at2
|
θ(t)
= θ0 + ω0t +
1/2 αt2
|
v(t)
2 = v02
+ 2ax(t)
|
ω(t)
2 = ω02
+ 2αθ(t)
|
x(t)
= 1/2 (v0
+ v)t
|
θ (t)
= 1/2 (ω0 + ω)t
|
5.2 Hubungan Antara Variabel Linier dan Variabel
Sudut
Δs =
rΔθ.
v =
Rω
a = rα.
5.3 Momen Inersia
Ek
= 1/2 Iω2.
1. Cincin/silinder tipis
homogen , I =
MR2,
2. cincin atau silinder di
atas memiliki ketebalan d,
I = 1/2 M[R2
+ (R −
d)2].
3.
Silinder pejal homogen, I = 1/2
MR2,
4. Silinder pejal homogen berjejari R dan bermassa M terhadap
sumbu putar yang tegak lurus sumbu pusatnya dan memotong di tengah-tengah
memiliki momen inersia, I
= 1/4 MR2
+ 1/12 ML2.
5. Bola pejal
homogen, I = 5/2 MR2
6. Kulit bola homogen, I
= 3/2 MR2
5.4 Momen Gaya
|τ|
= |r|
|F|
sin φ.
5.5 Hukum Newton Kedua untuk Gerak Rotasi
τ =
(mat)r =
mr2α.
τ =
Iα.
5.6 Momentum Sudut
L = Iω.
5.7 Kesetimbangan
Σ F
= 0 dan Σ τ = 0.
BAB 6
USAHA DAN TENAGA
6.1 Tenaga
tenaga adalah
besaran skalar berdimensi [M][L]2[T]-2 yang terkait dengan
keadaan
beberapa benda (obyek) yang ditinjau.
6.1.1 Tenaga Kinetik
Ek = (1/2) mv2.
6.2 Usaha
usaha yang dilakukan
oleh gaya pada suatu obyek adalah
tenaga yang
dipindahkan dari atau ke dalam obyek itu oleh gaya tersebut.
6.3 Tenaga Potensial
6.3.1 Usaha dan Tenaga Potensial pada Pegas
Fp(x)
= - kx.
6.3.2 Usaha dan Tenaga Potensial Gravitasi
WG = - mgh.
6.4 Daya
Prat = Δw/Δt
= F·(Δr/Δt).
P = F · v.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar