Jumat, 06 Juni 2014

resume fisika dasar



B A B 1
BESARAN DAN PENGUKURAN

1.1 Besaran dan Satuan

Besaran adalah sesuatu yang diukur.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan.
Satuan adalah suatu besaran fisika khusus yang telah didefinisikan dan disepakati untuk dibandingkan dengan besaran lain dari jenis yang sama dalam berbagai pengukuran.

Ketentuan menulis satuan :
1. Bila satuan ditulis lengkap, maka selalu dimulai dengan huruf kecil.
Contoh : newton, liter, meter, joule dll.
2. Singkatan untuk satuan yang berasal dari nama seseorang dimulai dengan huruf besar.
Contoh : N untuk newton, J untuk joule, dll.

1.1.1 Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu.
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok.

Tabel 1.1 Tujuh besaran pokok yang lazim dikenal dalam ilmu fisika
No
                   Besaran pokok
Satuan
Singkatan
1
2
3
4
5
6
7
Panjang
Massa
Waktu
Kuat arus listrik
Suhu
Intensitas cahaya
Jumlah zat
meter
kilogram
detik
ampere
kelvin
kandela
mole
m
kg
s
A
K
cd
mol

Dua besaran tambahan adalah sudut datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr)

Tabel 1.2 Contoh besaran turunan
No
Besaran
Satuan
Singkatan
1
2
3
4
5
Gaya
Usaha
Tekanan
Massa jenis
Luas
newton
joule
pascal
kg/m3
m2
N(kg.m.s-2)
J(kg.m2.s-2)
P(kg.m-1.s-2)
kg /m3
m2

1.1.2 Sistem Internasional
Pembuatan sistem yang seragam secara internasional bertujuan agar memperoleh keseragaman dalam pengukuran sehingga dapat dipakai di seluruh dunia.
Tabel 1.4 Standar Besaran-Besaran Pokok
Besaran
Satuan
Simbol
Definisi
panjang
meter
m
Satu meter adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa selama interval waktu 1/299.792.458 detik
massa
kilogram
kg
Satu kilogram sama dengan massa sebuah silinder pejal yang terbuat dari campuran platina-iridium yang disimpan di the International Bureau of Weights and Measures di Sèvres, Perancis.
waktu
detik
dt
Satu detik adalah 9,192,631,770 kali periode radiasi (gelombang elektromagnetik) yang dipancarkan karena transisi antara
dua aras hiperhalus pada keadaan dasar atom Caesium-133.
Arus listrik
ampere
A
Satu ampere didefinisikan sebagai besar kuat arus yang bila dialirkan pada masingmasing kawat dari dua kawat sejajar berdiameter amat sangat kecil yang panjangnya tak terhingga dan terpisah oleh jarak 1 meter dalam ruang hampa, akan menimbulkan gaya sebesar 2 x 10-7 newton di antara kedua kawat itu untuk setiap meter panjang kawat.
suhu
kelvin
K
Titik beku air pada tekanan atmoster ditetapkan 273,15 K, dan titik didih air 373,15 K.
Jumlah zat
mole
mol
Satu mol suatu zat terdiri dari 6,022 x 1023 buah partikel yang nilainya sama dengan bilangan Avogadro
Intensitas cahaya
candela
cd
Satu candela didefinisikan sebagai intensitas cahaya monokromatik atau radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu sumber pada frekuensi tertentu (540 terrahertz atau 5,4.1014 hertz) dengan intensitas radiasi sebesar 1,46.10-3 W/sr dalam arah pancaran tersebut

1.1.5 Dimensi
Tabel 1.6 Lambang dimensi besaran pokok
no
Besaran pokok
lambang
1
2
3
4
5
6
7
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Arus listrik
Intesitas cahaya
Jumlah zat
L
M
T
θ
I
J
N

Tabel 1.7 Dimensi beberapa besaran turunan
no
besaran
satuan
lambang
1
2
3
Kelajuan
Volume
Massa jenis
m/s
m3
kg.m-3
LT-1
L3
ML-3

1.2.2 Angka penting
A. Aturan penulisan angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : “245,5” memiliki empat angka penting.
2. Semua angka nol di sebelah kanan tanda desimal tetapi di sebelah kiri angka bukan nol bukanlah angka penting.
Contoh : “0,0000001” hanya memiliki satu angka penting.
3. Semua angka nol di sebelah kanan tanda desimal yang mengikuti angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : “2,00” memiliki tiga angka penting. “2,300” memiliki empat angka Penting
4. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tetapi tanpa tanda desimal bukanlah angka penting.
Contoh : “3400” hanya memiliki dua angka penting.
5. Angka nol di antara dua angka penting merupakan angka penting.
Contoh : “560,0” memiliki empat angka penting.

B. Angka penting dan aljabar
1. Angka penting pada penjumlahan. Pada penjumlahan dua buah bilangan akan muncul
beberapa angka yang diragukan. Maka hasil penjumlahan harus dibulatkan sehingga angka yang diragukan tinggal satu saja.
2. Angka penting pada pengurangan. Pada pengurangan dua buah bilangan akan muncul beberapa angka yang diragukan. Maka hasil pengurangan harus dibulatkan sehingga angka yang diragukan tinggal satu saja.
3. Angka penting pada perkalian. Hasil perkalian harus dibulatkan sehingga jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka penting paling kecil di antara yang dikalikan.
4. Angka penting pada pembagian. Hasil bagi harus dibulatkan sehingga jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka penting paling kecil di antara bilangan-bilangan yang muncul dalam pembagian (entah pembagi maupun yang dibagi).

C. Notasi ilmiah
Bentuk umum penulisan ilmiah adalah 10n. Bagian p yang nilainya memenuhi aturan 1 ≤ p < 10 disebut mantisa. Jumlah angka penting mantisa disesuaikan dengan jumlah angka penting bilangan yang akan ditulis dalam notasi ilmiah. Bagian 10n disebut ordo, dengan n bilangan bulat.
Contoh : Dalam notasi ilmiah bilangan 0,000067 ditulis sebagai 6,7 × 10-5. Bilangan 0,000067 memiliki dua angka penting. Oleh karena itu, mantisanya juga harus memiliki dua angka penting, yakni 6,7.

B A B 2
HITUNG VEKTOR
2.3 Penjumlahan vektor
        |V + W| = V 2 +W 2 + 2VW cosθ .
2.4 Perkalian vektor dengan skalar
            |a(A + B)| =|a|| A + B | = |a| A2 + B2 + 2ABcosθ
dan
            |aA + aB)| = (| a | A)2 + (| a | B)2 + 2 | a | A | a | Bcosθ
                                                                          = | a |2 (A2 + B2 + 2ABcosθ )
  = |a| (A2 + B2 + 2ABcosθ ) .



BAB 3
GERAK LURUS DAN GERAK PADA BIDANG
3.1 Posisi dan Kerangka Acuan
posisi adalah besaran vektor. Ujung vektor posisi menunjukkan titik atau posisi yang dimaksud oleh vektor posisi itu.
titik pangkal pengukuran posisi sama artinya dengan menyepakati kerangka acuan.
3.2.1 Kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat
                 Vrat = Δr/Δt.
3.2.2 Percepatan rata-rata dan percepatan sesaat
                  a(t) = dv/dt
3.2.3 Gerak lurus beraturan (GLB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan (GLB) jika kecepatannya konstan atau tetap.
                      x(t) = x0 + v0t,
3.2.4 Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Sebuah benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan bila percepatan benda itu tetap, yakni baik arahnya maupun besarnya.
                     x(t) = x0 + v0t +(a/2)t2,
3.3.3 Gerak Parabola
Hmak = (v02 sin2θ) / 2g
R = (v02 sin 2θ) / g
t (h)= v0sinθ/g
3.3.4 Gerak Melingkar
vx(t) = −Aω sin(ωt)
vy(t) = Aω cos(ωt).
as = v2/r

B A B 4
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
4.2. Hukum Newton Pertama
Dalam hukum pertamanya Newton menyatakan :
“Setiap benda akan terus berada pada keadaan diam atau bergerak dengan
kelajuan tetap sepanjang garis lurus jika tidak dipaksa untuk merubah keadaan
geraknya itu oleh gaya-gaya yang bekerja padanya.”
4.3 Hukum Newton Kedua
“Resultan gaya yang bekerja pada suatu benda mengakibatkan terjadinya
perubahan kecepatan. Perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu yang dialami oleh benda itu berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya.”
            Σ F = ma,
4.4 Hukum Newton Ketiga : Aksi-Reaksi
gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah bekerja pada benda yang sama. Gaya reaksi bekerja pada benda yang melakukan gaya aksi.
4.5 Macam-macam gaya
4.5.1 Gaya Gravitasi Bumi
4.5.2 Gaya Normal
4.5.3 Gaya Gesekan
       |fg|kons = μkN,
4.5.3 Gaya Sentripetal
BAB 5
GERAK ROTASI
5.1 Kecepatan dan Percepatan
Tabel 5.1. Perbandingan antara GRBB dan GLBB
GLBB
GRBB
v(t) = v0 + at
ω(t) = ω0t + αt.
x(t) = x0 + 1/2 at2
θ(t) = θ0 + ω0t + 1/2 αt2
v(t) 2 = v02 + 2ax(t)
ω(t) 2 = ω02 + 2αθ(t)
x(t) = 1/2 (v0 + v)t
θ (t) = 1/2 (ω0 + ω)t

5.2 Hubungan Antara Variabel Linier dan Variabel
Sudut
              Δs = rΔθ.
              v = Rω
              a = rα.
5.3 Momen Inersia
Ek = 1/2 Iω2.
1. Cincin/silinder tipis homogen , I = MR2,
2. cincin atau silinder di atas memiliki ketebalan d, I = 1/2 M[R2 + (R d)2].
3. Silinder pejal homogen, I = 1/2 MR2,
4. Silinder pejal homogen berjejari R dan bermassa M terhadap sumbu putar yang tegak lurus sumbu pusatnya dan memotong di tengah-tengah memiliki momen inersia, I = 1/4 MR2 + 1/12 ML2.
5. Bola pejal homogen, I = 5/2 MR2
6. Kulit bola homogen, I = 3/2 MR2
5.4 Momen Gaya
     |τ| = |r| |F| sin φ.
5.5 Hukum Newton Kedua untuk Gerak Rotasi
     τ = (mat)r = mr2α.
     τ = Iα.
5.6 Momentum Sudut
      L = Iω.
5.7 Kesetimbangan
Σ F = 0 dan Σ τ = 0.
BAB 6
USAHA DAN TENAGA
6.1 Tenaga
tenaga adalah besaran skalar berdimensi [M][L]2[T]-2 yang terkait dengan
keadaan beberapa benda (obyek) yang ditinjau.
6.1.1 Tenaga Kinetik
       Ek = (1/2) mv2.
6.2 Usaha
usaha yang dilakukan oleh gaya pada suatu obyek adalah
tenaga yang dipindahkan dari atau ke dalam obyek itu oleh gaya tersebut.
6.3 Tenaga Potensial
6.3.1 Usaha dan Tenaga Potensial pada Pegas
        Fp(x) = - kx.
6.3.2 Usaha dan Tenaga Potensial Gravitasi
       WG = - mgh.
6.4 Daya
        Prat = Δw/Δt = (Δr/Δt).
        P = F · v.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar